Minggu, 20 November 2011

PELABUHAN BULELENG GUDANGNYA SAMPAH KIRIMAN MASYARAKAT TETAP SANTAI

Pelabuhan Buleleng  pada tahun 1950-an  merupakan dermaga terbesar di pulau Bali dan juga merupakan jantungnya perekonomian Bali. Tapi kini pelabuhan itu dipenuhi  oleh  sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik . Melihat fakta seperti itu masih bisakah Pelabuhan Buleleng dijadikan tempat untuk bongkar muat barang ataupun sekedar tempat rekreasi keluarga?

SUNGGUH disayangkan  pelabuhan Buleleng yang awalnya merupakan dermaga terbesar di pulau Bali dan juga merupakan  pintu masuk ke pulau Bali, kini hanya menjadi tempat penampungan sampah. Dimana-mana terdapat sampah, padahal dari pantauan di lapangan sudah disediakan tempat-tempat sampah, tapi tetap saja masyarakat      serasa tidak peduli dan  tetap membuang  sampahnya di pantai.
Nama besar yang pernah disandang Pelabuhan Buleleng memang tidak bisa dipertaruhkan dengan kualitas  yang ada. Bagaimana mungkin Pelabuhan Buleleng bisa menjadi jantungnya perekonomian Bali lagi,sedangkan  untuk mengatasi sampah saja masyarakatnya tidak becus, sungguh sangat memprihatinkan. Nengah Nane mengatakan “sampah yang ada di pantai itu merupakan sampah kiriman dari selatan dan sudah satu bulana teronggok disana “ tuturnya. Meskipun PU Singaraja sudah setiap hari membersihkan pantai, tapi tetap saja sampah tak henti-hentinya ada . Melihat banyaknya sampah yang menggunung di Pelabuhan Buleleng menyebabkan keruhnya air pantai di sepanjang pintu masuk ke Pelabuhan. Tapi meskipun banyak sampah dimana-mana tetap saja masyarakat terkesan tidak peduli alias acuh tak acuh.Bahkan beberapa dari mereka terlihat asyik memancing ikan dan berenang di kawasan itu. Padahal  air yang mereka gunakan untuk berenang sudah sangat keruh dan berbau sampah.
 Kalau tidak ada tindakan tegas dari pemerintah sudah bisa dibayangkan dampak yang akan ditimbulkan oleh sampah tersebut. Mulai dari tercemarnya air pantai bahkan sampai merusak terumbukarang yang ada di pantai. Nengah Nane menambahkan lagi,bahwa 2 bulan yang lalu air pantai di Pelabuhan Buleleng itu sempat  meluap sampai merendam beberapa rumah-rumah diseputar kawasan Surapati, dan itu sangat membuat cemas masyarakat. Selain itu juga arus transportasi di kawasan itu juga menjadi terhambat saat itu
Untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut, peran serta masyarakat sangat diperlukan demi kebaikan semua. Dengan adanya pemantauan ataupun kontrol  yang ketat dari pihak pemerintah dan juga kesadaran yang tumbuh dari hati masyarakat, diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah yang dari tahun-ketahun tak terselesaikan dengan baik. Problematika sampah juga pernah melanda kota Banjarmasin tapi setelah ditetapkannya perda Kota Banjarmasin yang mengatur tentang jam pembuangan sampah serta terdapat sanksi jika melanggarnya, bisa pula dijadikan pelajaran penting bagi pemkab Buleleng untuk  mengadopsi perda tersebut dan menerapkannya di Buleleng.
Dalam perda tersebut dikatakan bahwa, dinas Kebersihan akan bekerjasama dengan pihak terkait untuk melakukan razia yustisi sampah apabila kedapatan masyarakat ada yang melanggar Perda tersebut, akan ditindak tegas dan berikan sanksi kepadanya. Mudah-mudahan dengan adanya solusi tersebut dapat mengatasi permasalahan sampah yang ada di pelabuhan Buleleng pada khususnya dan kabupaten Buleleng pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar