Kebudayaan adalah identitas dari suatu bangsa, maka sangat penting untuk dilestarikan. Sebagai wujud nyata dari pelestarian budaya. Kemarin (7/4) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Buleleng baru saja menggelar Pawai Budaya. Kegiatan ini merupakan serangkaian dari HUT kota Singaraja yang ke 407. Pawai budaya yang digelar kemarin berbeda dengan pawai budaya yang sebelumnya, yang mana pawai budaya yang sebelumnya banyak dihiasi oleh penampilan ogoh-ogoh .
Tapi untuk tahun ini pawai ogoh-ogoh digantikan dengan pawai dawang-dawang. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan atau kesan monoton. Pawai dawang-dawang yang mengangkat tema Desa Kala Patra ( adaptasi dalam multikultur) ini dibuka oleh Bupati Buleleng Putu Bagiada. Dalam sambutannya Bupati mengaprisiasi besar atas terselenggaranya pawai budaya ini, ditambahkannya lagi dengan adanya pawai budaya dawang-dawang ini dapat menjadikan kabupaten buleleng lebih baik dan sejahtera.
Pawai budaya dawang-dawang ini diikuti oleh 9 kecamatan di seluruh kabupaten Buleleng diantaranya kecamatan busungbiu, sawan, sukasada tejakula, kubutambahan, gerokgak, seririt, banjar, buleleng, dan ditambah dengan 2 penampilan partisipan yaitu dari IHDN dan SMA Karya Wisata. Adapun rute dari pawai ini dimulai dari jalan Ngurah Rai lalu ke Tugu Singa Ambara Raja, disana di depan panggung kehormatan para peserta akan menunjukkan kebolehannya selama 7 menit. Setelah itu para peserta pawai melintasi jalan Veteran kemudian ke jalan Gajah Mada lalu ke jalan Dr Soetomo dan mengambil finish di jalan Dewi Sartika Utara.
Untuk setiap peserta diwajibkan membawa 1 buah papan nama yang bertuliskan nama kecamatan yang dibawa oleh 1 orang remaja putri berpakaian adat Bali.
Sedangkan 9 orang remaja putri lainnya membawa rangkaian Gebogan Bunga dengan bahan alami sesuai dengan kreativitas daerah masing-masing 1 pasang bandrangan (tombak) oleh 2 orang remaja putra. 2 pasang umbul-umbul ukuran 6 meter dibawa oleh 4 orang remaja putra, 3 pasang kober dibawa oleh 6 orang remaja putra pakaian adat Bali.
Selain itu tiap peserta juga wajib menampilkan sepasang Baris Gede dan Dawang-dawang “ lanang –istri” yang diikuti oleh prosesi deeng 10 pasang dan diiringi gambelan rareangon atau angklung. Peserta juga wajib membuat replica Singa ambara Raja yang bahannya disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing dengan ukuran minimal 2 meter, dan juga didukung dengan garapan seni Maguak-guakan.
Untuk hadiah yang bisa didapatkan oleh para peserta yaitu sebagai juara 1 memperoleh Adikarya Nugraha dengan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 3.000.000,- juara 2 sebesar Rp 2.000.000,- dan juara 3 sebesar Rp 1.000.000,-. Sebagai pemenang dari pawai budaya “dawang-dawang” tahun ini juara tiga didapatkan oleh kecamatan Busungbiu, juara kedua kecamatan Sukasada, dan sebagai juara satu kecamatan Buleleng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar