Selasa, 28 Februari 2012

PELIPUTAN


Dalam meliput sebuah berita yang dipentingkan adalah kita bisa menemukan sesuatu yang menarik. Untuk mencari  sesuatu yang menarik memanglah sulit. Kadangkala kita sendirilah yang harus meramunya sendiri, misalnya mempertanyakan sesuatu hal  contoh kalau kita amati tentang upacara bendera tidaklah terlalu menarik, tapi kalau kita bisa menyampaikan beritanya dengan baik bisa saja berita itu menjadi  berita yang menarik. Pokonya kita sendiri yang mengeluarkan ide-ide tertentu bagaimana caranya agar berita itu bisa menarik perhatian.
Adapula yang mengatakan bahwa dalam meliput atau mencari sebuah berita itu sangatlah sulit, tapi hal itu memang sering kita temukan pada wartawan-wartawan baru atau junior, tapi bagi wartawan-wartawan senior biasanya mereka sudah memiliki hubungan yang luas dengan subjek pemberitaanya. Jadi semisalnya ada kejadian tertentu contohnya kecelakaan lalu lintas, atau terjadi kebakaran disuatu daerah, biasanya para wartawan itu dihubungi oleh pihak-pihak terkait bahwa di daerah itu ada sebuah kejadian tertentu atau wartawan itu sendirilah yang langsung menghubungi pihak-pihak tersebut, selain itu perlu diketahui pula bahwa wartawan itu biasanya memiliki narasumber selundupan. Narasumber selundupan ini biasanya bekerja untuk membocorkan sesuatu hal yang mungkin dianggap penting oleh pihak-pihak tertentu.
Perlu diketahui pula bahwa jika kita sering meliput di suatu daerah tertentu, dan kita akrab dengan orang-orang di sana termasuk para pejabatnya, kita juga perlu hati-hati atau juga perlu jaga jarak guna sewaktu-waktu mungkin saja orang-orang disana ada masalah jadi kita tidak segan jadinya untuk memberitakannya. Selain itu, berita yang menarik untuk dimuat adalah berita yang dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak contoh naiknya BBM, karena kalau BBM naik dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak dan bahkan bisa menjadi head line pada media tertentu.
Sebenarnya kata pak Ole kalau kita amati berita itu ada dua macam yaitu Straigh News dan Feature. Kalau Straight News adalah berita langsung misalnya adalah kecelakaan lalu lintas dan cara penulisannya pun juga tidak boleh berbunga-bunga dan harus jelas. Sedangakan Feature adalah berita tunda tapi tetap menarik misalnya, adalah tentang humaniora atau berita tentang kemanusiaan. Untuk strategi meliput sebuah berita tentunya kita harus memahami terlebih dahulu teori-teori tentang jurnalistik baru setelah itu kita bisa menerapkannya dilapangan. Untuk para pemula biasanya kalau mau mewawancarai seseorang yang menjadi subjek liputannya ia terlebih dahulu harus mempersiapkan beberapa pertanyaan yang harus ia tanyakan nanti pada saat wawancara. Berbeda halnya ketika mereka meliput kejadian langsung atau Straight News, mereka harus sebisa mungkin merangkai pertanyaan demi pertanyaan tentang kejadian itu, lalu mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang kejadian itu. Perlu diketahui juga bahwa berita itu dikatakan menarik jika berita itu menyangkut hubungan orang banyak, misalnya ada unsur pertentangan, ada konflik , kejadian-kejadian  itu sangatlah menarik untuk diberitakan.
Selain itu, unsur lainnya adalah menyangkut tentang jumlah yang fantastik misalnya kecelakaan maut yang menewaskan banyak orang, demo massal yang dilakukan oleh beberapa desa, dan unsur lainnya yang dapat menarik minat pembaca maupun pemirsa adalah penderitaan orang banyak, bencana yang terjadi di suatu tempat, masalah sex misalnya perseligkuhan dan fublik figure.
Dalam sebuah media terdapat pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, redaktur, redaksi dan reporter, kalau kita bekerja menjadi seorang wartawan kita harus siap bekerja dibawah tekanan misalnya saja berita yang kita liput sudah sangat ditunggu-tungu tapi ternyata orang yang kita wawancarai tidak mau bicara jadi kita juga perlu menggunakan strategi yang lain bagaimana caranya supaya narasumber itu mau bicara mungkin saja kita menggunakan pertanyaan-pertanyaan menjebak. Tambahan dari pak Ole menyatakan bahwa untuk meliput daerah konflik kita harus cermat memperhatikan situasi, yang dipentingkan disini adaalah pengamatan yang optimal, untuk meliput di daerah konflik itu ada teori tersendiri dan jangan pula kita berada di tengah-tengah orang yang sedang bertikai diusahakan untuk berada di belakang pihak keamanan.
Menggunakan kamera juga ada aturannya, kalau liputan investigasi kita harus sudah merencanakan sematang-matangnya tentang apa saja yang akan kita liput. Biasanya liputan investigasi itu memerlukan waktu yang lama, dan juga harus mencari keterangan ataupun narasumber yang banyak. Untuk berita humaniora kuncinya ada pada tulisan, biasanya dalam menulis humaniora menggunakan kata-kata yang mengandung gaya bahasa, seperti bisa menggunakan metafora dan lain sebagainya, sedangkan untuk Straight News itu menggunakan kalimat-kalimat aktif dan tidak ada kalimat-kalimat majemuk. Pokoknya menggunakan SPOK, kalimat demi kalimat itu disatukan lalu disimpulkan begitu seterusnya.

Senin, 27 Februari 2012

Membaca Sebab di Balik Kerusuhan LP Kerobokan

  Bali Selasa tengah malam ribuan napi mengamuk di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan, Bali. Napi berteriak menuntut keadilan dari Kepala LP. Apa penyebab sebenarnya yang terjadi di balik kerusuhan yang akhirnya menyebabkankerugian Rp 1,2 miliar itu?

Menurut Mantan Ketua Balai Pertimbangan Pemasyarakatan, Adrianus Meliala, kehidupan over kapasitas di penjara menjadi pemicu awal terjadinya kerusuhan. Dengan terbatasnya ruang gerak karena padatnya kapasitas penghuni yang tidak sebanding dengan daya tampung, napi kemudian membentuk 'surga' sendiri di dalam Lapas.

"Kebebasan fisik mereka berkurang, sehingga mereka memberontak dan membuat surga mereka sendiri agar mencari kenyamanan di dalam lapas. Yang penting mereka tidak keluar penjara," kata Adrianus saat berbincang dengan detikcom, Minggu (26/2/2012) malam.

Pola yang dibentuk dalam mencari kenyamanan di balik jeruji besi adalah dengan berbagai cara. Salah satunya adalah main mata dengan petugas.

"Ada budaya manajemen di dalam lapas," papar kriminolog Universitas Indonesia (UI) ini.

Manajemen yang dimaksudnya itu adalah baik antara napi ataupun petugas lapas mengetahui peran mereka masing-masing. Mereka menutup mata bila diketahui beberapa napi berlaku di luar ketentuan lapas.

"Semua orang di lapas tahu sama tahu, antara petugas dan napi. Bila ada napi yang berbuat di luar ketentuan mereka tutup mata saja. Inilah yang menjadikan surga di lapas berjalan langgeng," jelas Adrianus.

Selain over kapasitas, kurangnya sumber daya manusia (sdm) juga turut menyumbang perilaku napi yang bersikap di luar peraturan yang berlaku. Sehingga, ketika ada napi lain yang memberontak karena dinilai tidak adil petugas tidak mampu melawan arus pemberontakan tersebut.

"Mereka tidak punya daya kalau ada penghuni lapas yang berontak. Senjata sedikit, SDM sedikit," kata Adrianus.

Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) Amir Syamsuddin rupanya membenarkan bila sikap main mata antara napi dan petugas penjara masih terjadi. Hal itu disampaikan Amir dalam pidato saat membuka Rapat Kerja Pemasyarakatan 2012 di kantor Ditjen PAS Kemenkum HAM, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (21/2) pekan lalu.

Amir Syamsuddin menilai implementasi Inpres 9/2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi pada Ditjen Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkum HAM masih mendapat rapor merah. Aksi pungutan liar (pungli), peredaran narkoba dan kunjungan di luar jam besuk masih ada.

"Masih mendapatkan rapot merah. Pada tataran praktis di lapangan di lapas atau rutan pun masih terdapat aktivitas yang sudah seharusnya ditinggalkan atau dihilangkan. Seperti pungutan liar, kunjungan di luar jam besuk, dan peredaran narkotika. Aktivitas ini menunjukkan bahwa kita belum sepenuhnya mampu menjadikan institusi kita menjadi institusi yang bersih," tegas Amir.

Metro Tv